Simpangan Antar Tingkat Struktur Bangunan
Simpangan antar tingkat ditentukan sebagai perbedaan simpangan pada pusat massa lantai yang ditinjau dengan simpangan pada pusat massa lantai di bawahnya. Perhitungan simpangan diatur dalam SNI seperti pada Gambar berikut.

Gambar Perhitungan Simpangan
Sumber : SNI 1726-2019
Dalam perancangan struktur, perhitungan simpangan elastis (e1) diperoleh dengan bantuan software analisis struktur. Simpangan tersebut kemudian diperbesar menggunakan faktor pembesaran defleksi (Cd) dan dibagi dengan faktor keutamaan gempa (Ie). Perpindahan atau simpangan yang sudah diperbesar (1) kemudian dibandingkan dengan simpangan izin (∆a) yang diatur oleh SNI seperti pada Tabel berikut. Simpangan izin ditentukan berdasarkan ketinggian lantai yang ditinjau (hsx ) .
Tabel Penentuan Simpangan Izin Struktur

Sumber : SNI 1726-2019
Pengecekan kinerja struktur berupa simpangan antar tingkat ini penting untuk mengetahui bahwa struktur yang dirancang sudah memiliki kekakuan dan simpangan yang sesuai dengan standar yang disyaratkan. Konsultan perencana struktur harus mampu mengakomodir kinerja struktur ini sebagai salah satu dasar desain yang dihasilkannya. Desain yang dirancang dengan mengikuti standar yang berlaku tentu diharapkan mampu menahan beban layan dengan baik dan memilki kinerja yang mumpuni sehingga menempatkan aspek keselamatan penghuni sebagai aspek tertinggi.
Simpangan antar tingkat juga diperlukan lebih dalam mendesain bangunan dengan sistem dilatasi terhadap bangunan yang berada di sampingnya. Dilatasi merupakan sistem pemisah struktur bangunan yang umumnya diterapkan pada bangunan dengan denah asimetris atau gedung simetris yang mempunyai bentang panjang. Berdasarkan data simpanga tersebut kemudian dihitung dan ditentukan jarak dilatasi struktur bangunan yang aman sehingga struktur bangunan tidak bertubrukan satu sama lain terutama ketika terjadi gempa. Penentuan jarak dilatasi minimum bangunan dengan data simpangan dapat dilakukan dengan persamaan berikut.
